Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kata-kata CInta Fall in Love dalam Bahasa Jawa Banyumas

Sebuah tulisan tidak jelas, yang bergaya bebas, bertemakan kata-kata cinta dalam bahasa daerah

Ora ngapak ora kepenak, itu selalu menjadi slogan warga Banyumas dimanapun mereka berada. karena bahasa ngapak, atau jawa khas Banyumas dan Tegal ini dalam artikulasi pengucapan sangat mantap. Sehingga, ekspresi yang diungkapkan pun memuaskan pendengar maupun pengucap. 
 
Puisi Ngapak in Love Aliase Puisi Banyumasan ngapak, kowek, beserta artinya bilamana diperlukan. Boleh juga dibuat modul Bimbel untuk muatan lokal (kalau tega). Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa budaya adiluhung dari negeri kita dan dari suku Jawa khususnya sudah sedemikian rupa sehingga terpinggirkan dan sudah bisa dikatakan di ambang kepunahan. Terbukti dari makin sedikitnya pemahaman para generasi mudanya terhadap bahasa mereka sendiri.

Gelombang kemajuan global itu seakan menggerus siapapun yang tak mau berubah

Bisakah kita menyalahkan siapa? Tentang kepunahan Budaya Jawa? Tidak, kita tidak bisa saling menyalahkan untuk kepunahan budaya nan luhur tersebut. Bahkan pemerintahpun nampaknya sudah berikhtiar berdaya upaya melalui undang-undang nomor 6 tahun 2014 nya untuk pemerintah desa supaya aktif. Terutama dalam melestarikan adat istiada dan budaya setempat. Akan tetapi perlukah itu? Terkadang seleksi alam menentukan juga. Istilah yang terkenal ialah "survival fittest" bagi spesies yang bisa bertahan maka dia yang bisa lestari, bagi spesies lemah dia akan punah.

Berikut adalah contoh puisi lucu dalam bahasa jawa ngapak (Banyumasan).


Jane Inyong ra penting nggagas ketresnan, merga ketresnan kuwe dudu anggone digragas.

Artinya: sebenarnya saya tidak penting lagi membahas masalah asmara, karena asmara itu bukan untuk di makan (di sini poin humor nya muncul satu, yakni antara nggragas [makan rakus] dan nggagas [membahas]).

Nun.. dalem?? Owhh salah ya? Ahahaha ujarku nggagas pada karo nggragas ahaha (maning) ya ngapurane ya gas?  
Nun, adalah kata untuk menyahut panggilan, ini biasa di pake di banyumas, dan sebagian daerah jawa wetan, tetapi kelihatannya tidak pernah dipakai di jawa Timur. Sedangkan kata DALEM, juga merupakan kalimat sahutan, yang artinya kulang lebih “ya saya” dengan ungkapan sopan. Dan ngapurane itu bermaksud untuk minta maaf kepada orang yang sederajat atau usia dan kedudukan sama.

Babagan demenan, Perkara ketresnan..  
(perkara kecintaan, perkara asmara)

Ora mada wong bebojoan. Tresnane wong lanang maring bojone..  
(tidak akan pernah menyamai orang berrumah tangga, kecintaa antara suami kepada istrinya )

Neng ngarepe  
(di depannya)

Lah neng mburine?  
(lah di belakangnya?)

Ahaha, sliramu ra bakal mudheng! 
(ahaha anda tidak akan pernah tahu!)

Disini ending dari puisi tersebut, memang masih menggantung dengan ketidak tahuan, tetapi memang hakikatnya seperti itu. Apa anda tahu?

#dedicated to my beloved wife, met rehat

Ngapak adalah istilah untuk bahasa Jawa dengan aksen Banyumasan, serta Tegal, disebabkan oleh medok (dalam) atau dalam bahasa arab seperti di tasdid akhirannya juga dalam bahasa arab boleh juga dipadakan dengan huruf qolqolah.