Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Langkah memperisai diri dari bahaya facebook

5 langkah memperisai diri dari bahaya Facebook & Sosial Media lainnya

Media sosial dikenal sebagai revolusi baru di dunia teknologi. Anda tidak hanya dapat terhubung dengan orang-orang yang Anda sayangi, tetapi Anda juga dapat mengikuti dagangan, merek, serta website yang Anda sukai. Menggunakan sumber daya pendidikan di media sosial dapat membantu Anda mempelajari hal-hal seperti pengembangan kota pintar dan perspektif rantai blok.

Seperti media sosial yang luar biasa, ada juga sis negatifnya. Pengaruh yang merugikan ini dapat memiliki daya hancur besar, sampai rumah tangga bisa berantakan, harga diri, dan suasana hati bahkan bisa membahayakan keselamatan diri. Gunakan beberapa cara berikut ini untuk tetap terlindung dari semua hal buruk yang dilakukan media sosial kepada kita.


1. Sadarilah bahwa semua orang berpura-pura

Pernahkah Anda berfikir, tentang keadaan sebenarnya dibalik "orang sukses" yang memposting keberhasilan mereka di sosial media? Mereka memposting mobil baru mereka, travelling mereka, harta benda lain yang mereka beli, serta hal-hal mewah lainnya yang membuat Anda merasa tidak enak. Iri? Bilang Bos! (Maksudnya bilang ke si Bos sana, untuk dibelikan yang serupa, he)

Oke, tapi apakah mereka memposting tentang pertengkaran hebat mereka dengan istri mereka? Apakah mereka memposting tentang hari yang buruk, pengalaman pahit, dan sejenisnya? Apakah mereka berbagi pikiran negatif dan momen cemas dengan follower mereka? Tentu tidak kan?

Semua Itu Pencitraan 

Mayoritas orang memperlakukan media sosial sebagai cara untuk meningkatkan citra mereka sendiri di mata orang lain. Mereka gagal menyebutkan aspek negatif dari kehidupan mereka dan semua orang berpikir posting Instagram mereka adalah kenyataan.

Setiap orang memiliki hari-hari yang buruk dan Anda tidak boleh mengikuti standar siapa pun kecuali standar Anda sendiri. Lakukan yang terbaik dan abaikan semua pos yang Anda lihat dari orang-orang – kemungkinan besar itu tidak nyata.

2. Jangan bodoh posting status membahayakan diri sendiri

Posting status fb itu ada kaitannya dengan mood, hal ini membuat fb menjadi alat yang berbahaya.
Tentunya bahaya itu bersifat relatif yang mana tidak semua orang mendapatkan resiko bahaya yang sama.

Contoh status berbaya laten (situkang hutang)

Contoh status: Alhamdulillah dapat rejeki 5 juta nomplok
Respons normal: Mbak.. Boleh utang ga?
(ini bahaya laten)

Contoh status berbaya laten (Gerombolan Siberat)

Contoh status: Kesepian nih huby lagi keluar kota hufttt.
Respon hidung belang: .. Mbak butuh teman main karambol ga?
Reaksi gerombolan siberat: Mangsa empuk nich... 768, 769 ayo beraksi. Jika anda tidak kenal gerombolan siberat, berarti tahun kelahiran anda tidak mungkin lebih tua dari 1995.

3. Foto Profil Sandal Cukup

Foto profil, adalah nomor 1 pintu pembuka bahaya laten. Apalagi foto asli, cantik, kaya, sering ganti busana seksi modis dengan background mewah. Kedamaian rumah tangga mudah terancam, tapi hal itu dapat dicegah dengan langkah-langkah berikut: 

Jangan memasang detil personal info untuk diketahui umum. Alamat rumah, telpon, nomor rekening, pin ATM, kombinasi brankas, itu pamali dicantumkan di sosial media. Ingat itu! Jika hendak pasang pin ATM, ingatkan saya, jangan lupa kirim atmnya. Percayalah dan jangan lupa untuk patuhi petunjuk blog kata-kata bijak ini, bahkan ulama juga menganjurkan jangan pasang foto wajah atau body sebagai gambar profil. Foto sandal aja cukup (ini tambahan dari saya).

4. Batasi pertemanan 

Anda bisa membatasi pertemanan dengan orang yang benar-benar dikenal saja dan menggunakan nama asli. Bertemanlah hanya dengan wanita, jika anda wanita. Jika perlu teman lelaki hanya dibatasi 1 orang saja yakni pak suami sendiri. Insya Allah aman sekali.


 
Waspadalah dengan bahaya sosial media

5. Jangan Mengharap Masalah 

Masalah itu jika diharapkan pasti datang, tanpa diundang saja datang. Sepertinya jika anda mengikuti langkah-langkah di atas, akan cukup untuk memperisai diri secara dini dari bahaya external yang tidak diharapkan yang timbul dari sosial media. Adapun masalah internal, itu lain perkara. Takutnya bukan masalah yang tidak diharapkan tapi mengharapkan masalah. Ini Parah!