Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wayang Kulit Banyumasan

Sebagaimana masyarakat Jawa pada umumnya, masyarakat Banyumasan juga gemar menonton pertunjukan wayang kulit. Pertunjukan wayang kulit di wilayah Banyumas  ebih cenderung mengikuti pedalangan 'gagrag' atau gaya pedalangan khas Banyumasan. Seni pedalangan gagrag Banyumasan sebenarnya mirip gaya Yogya-Solo bercampur Kedu baik dalam hal cerita, suluk maupun sabetannya, bahasa yang dipergunakan pun tetap mengikuti bahasa pedalangan layaknya, hanya bahasa para punakawan diucapkan dengan bahasa Banyumasan.
Nama-nama tokoh wayang umumnya sama, hanya beberapa nama tokoh yang berbeda seperti Bagong (Solo) menjadi Bawor atau Carub. Menurut model Yogya- Solo, Bagong merupakan putra bungsu Ki Semar, dalam versi Banyumas menjadi anak tertua. Tokoh Bawor adalah maskotnya masyarakat Banyumas. Ciri utama dari wayang kulit gagrag Banyumasan adalah napas kerakyatannya yang begitu kental dan Ki Dalang memang berupaya menampilkan realitas dinamika kehidupan yang ada di masyarakat.
Tokoh pedalangan untuk Wayang Kulit Gagrag Banyumasan yang terkenal saat ini antara lain Ki Sugito Purbacarito, Ki Sugino Siswacarito, Ki Suwarjono (alm), Ki Kukuh Bayu Aji, Ki Tejo Nino Sutrisno. Ki Eko dari Kebumen, Ki Cunggret dari Banjarnegara, dan Ki Gendroyono Purbalingga, dalang Cithut, Ki dalang Sigit djono putro kesugihan cilacap, ki Daryono lebeng kesugihan Cilacap, Ki CEMING Bulupayung kesugihan, generasi penerus alm ki Suwarjono ketiga-tiganya merupakan dalang favorit kota Cilacap. diambil dari dinding: Akhy Dchocholate
#artikel wayang dalang .banyumas bahasa jawa cilacap gagrag cengkok