Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ilmu Agar Istri rela Dimadu dan Membahagiakan Mereka dalam Poligami

Tips agar istri mau di madu, pertanyaan yang menarik, dan haruslah dalam meraihnya tidak dapat tidak sang suami kudu mempunyai ilmunya. Bukan hanya doa supaya istri rela dimadu, tetapi juga penguasaan Ilmu supaya keharmonisan dalam rumah tangga poligami itu tetap lestari.
Tentu saja artikel ini saya ulaskan berdasarkan petunjuk bukan dari katanya, tetapi langsung dari petuah beberapa orang master yang bekerja di tempat saya bekerja. Kebetulan mereka masing-masing mempunyai 2 orang istri. Di jaman ini, pria dengan penghasilan pas-pasan di bawah 5 juta per bulan, itu dalam pandangan kita orang awam, terlihat tentunya sangatlah sukar untuk mempertahankan poligami. Tetapi ternyata tidak demikian. Buktinya mister J dan pak S masing-masing mempunyai istri dua dalam keadaan penghasilan perbulannya pas-pasan alias tidak sampai segitu. Bahkan salah satu istrinya pak J mungkin penghasilannya lebih dari suaminya. Namun toh hal tersebut tidak mempengaruhi keharmonisan rumah tangga dia.

Wajah nan ganteng, mungkin itu juga menjadi anggapan kita untuk supaya mudah mencapai poligami. Ternyata tidak juga, karena dua orang itu tidak termasuk kategori ganteng. Bahkan ganteng itu sama sekali bukan jaminan untuk mencapai poligami. Alkisah ada seorang pejabat senior atasan dari pak J da S, namanya Pak E, sama-sama masih muda, wajahnya ganteng, elok nan rupawan. Suatu ketika pernah ada wanita di Jakarta tergila-gila kepada beliau, sampai menemui istrinya pak E tersebut, meminta keihlasannya untuk supaya Pak E menikahinya. Tetapi tetap saja keputusan akhir Pak E tidak bergeming, mungkin bukan karena tiada hasrat kepada wanita cantik tersebut, melainkan poligami itu membutuhkan kesiapan mental, material dan kesemuanya menurut pak E dalam menilai dirinya sendiri masih kurang siap untuk berpoligami. Ternyata tidak perlu wajah ganteng, tidak penting kaya, tidak pula doa dalam meraih keharmonisan rumah tangga poligami. Suatu ketika di dalam suatu tekanan pekerjaan yang betul-betul membuat emosi mudah sekali melonjak, saya dan pak J dalam suatu tim yang bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut. Kami pada saat itu sangat stres, tiba-tiba di sela-sela pekerjaan itu anak pak J dari istri pertama telpon, dan serta merta dijawab oleh pak J dengan wajah yang cerah, sama sekali tidak kelihatan alias hilang beban kerja yang tadi kami tanggung, tertawanya pak J lepas dan terasa sekali perhatian yang ia berikan pada putrinya tadi. Nah dari sini saya tahu satu hal, bahwa pak J dalam rumah tangga poligaminya sangat perhatian terhadap anak-anaknya. Dia 'deserve' mendapatkan dua orang istri yang mencintainya sepenuh hati. Di lain ketika, pak J menceritakan sesuatu kepada saya yang membuat kami terpingkal-pingkal, bahwa dia barusan meledek istri keduanya. Kebetulan pada saat itu sedang tanggal tua, Pak J di beri tambahan uang saku dari istri kedua untuk urusan dinas luar kota (kantor kami mengurus segala macam keperluan dinas seperti hotel akomodasi dll, kecuali uang saku). Eh udah begitu ketika diminta supaya nanti pulangnya dibelikan oleh-oleh, dijawab oleh pak J "tenang saja dek, mas lagi banyak duit nich" dengan gayanya yang bossy dan ngeledek. Kontan saja istrinya ngamuk-ngamuk karena duit saku pak J aja dikasih sama dia, kok bergaya sok tajir. Tetapi tentu saja dari situ saya belajar, istri-istrinya mau dimadu karena pak J memang spesial, dia tidak pernah marah, walau rajin membikin marah / jengkel karena mungkin memang hobinya ngeledek.. tetapi entahlah apakah saya bisa meniru langkahnya yang gemilang tersebut.